Kamis, 17 Oktober 2013

Menghemat Uang Saku

Berikut tips untuk shobat yang ingin belajar buat menghemat uang bulanan terutama buat anak kost .. :D
1. Catat Pemasukan dan Pengeluaran Setiap Bulan
Buat rencana pemasukan dan pengeluaran dan jangan pernah melanggar anggaran yang ada kecuali sangat penting dan mendesak
2. Hilangkan Hobi Mahal dan Gengsi Kamu
Belajarlah untuk hidup sederhana dimana pengeluaran hanya pada yang penting –penting dan murah meriah. Belajarlah untuk hidup HEMAT setiap saat!!!
3. Hentikan Kebiasaan yang Tidak Penting
Hentikan segera kebiasaan yang tidak penting! Karena tidak ada gunanya dan itu semua hanya membakar uang
4. Jagalah Nafsu belanja
Yang hobi sekali dengan belanja, sebaiknya buat daftar belanjaan sesuai anggaran yang telah dibuat agar tidak mudah tergoda dengan barang yang dijajakan selain yang kamu butuhkan
5. Cobalah untuk membeli barang yang penting-penting saja
Sobat semua udah pada siap hidup HEMAT kan?

Selamat Mencoba … :D

Selasa, 15 Oktober 2013

Belajar dari Kematian


Kehidupan berlangsung tanpa disadari dari detik ke detik. Apakah kita tidak menyadari bahwa hari- hari yang kita lewati justru semakin mendekatkan kita kepada kematian sebagaimana yang berlaku bagi orang lain …
Tiap makhluk yang pernah hidup di muka bumi ini ditakdirkan untuk mati, tanpa terkecuali! Kita yang saat ini masih hidup akan menghadapi kematian pada hari yang telah di tentukan.  Sebagaimana yang tercantum dalam ayat “ Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati . Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan.” (QS. 29:57) Coba kita renungkan seorang bayi yang baru saja membuka matanya di dunia ini dengan seorang yang sedang mengalami sakaratul maut, keduanya sama sekali tidak berkuasa terhadap kelahiran dan kematian mereka. Hanya Allah yang memiliki kuasa untuk memberikan nafas bagi kehidupan atau untuk mengambilnya.
Semua makhluk hidup akan hidup sampai suatu hari yang telah ditentukan dan kemudian mati, Allah menjelaskan dalam Quran tentang perilaku manusia pada umumnya terhadap kematian dalam ayat berikut ini :
Katakanlah : “ Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan .” (QS. 62:8)
Bahkan dalam ayat yang lain Allah berfirman :
Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.” (QS. 4:78)
Kebanyakan kita menghindar untuk berpikir tentang kematian. Dalam kehidupan modern ini, kita biasanya disibukkan dengan hal-hal yang sangat bertolak belakang dengan kematian, pembicaraan kematian sering dicela oleh mereka yang merasa tidak nyaman mendengarnya. Meraka menganggap bahwa kematian hanya akan terjadi ketika seseorang telah lanjut usia, seseorang tidak ingin memikirkantentang kematian dirinya yang tidak menyenangkan ini. Sekalipun begitu ingatlah selalu, tidak ada yang menjamin bahwa seseorang akan hidup dalam satu jam berikutnya. Sering kita menyaksikan kematian orang lain disekitar kita, namun pernahkah kita berfikir tentang hari ketika orang lain menyaksikan kematian kita? Kita sering lupa, bahkan tidak mengira bahwa kematian itu sedang menunggu!
Bagi kita yang mengaku dan meyakini adanya akherat, seyogyanya tidak menjadikan dunia ini adalah segala-galanya, namun sebaliknya kita jadikan kehidupan di dunia ini sebagai sarana ataupun wasilah menuju kebahagiaan yang haqiqi dan abadi, hidup di dunia ini hanyalah sementara tapi kehidupan di akherat selamanya. Marilah kita perkuat keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT, karena hanya dengan ketaqwaan kita dapat menggapai kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat.
Orang-orang yang bertaqwa mempunyai beberapa ciri, diantaranya adalah :
1.      Gemar menginfaqkan harta bendanya di jalan Allah, baik dalam waktu sempit maupun lapang
2.      Mampu menahan diri dari sifat marah
3.      Selalu memaafkan oaring lain yang telah membuat salah kepadanya
4.      Tatkala terjerumus pada perbuatan keji dan dosa atau mendzalimi diri sendiri, ia segera ingat kepada Allah, lalu bertaubat dan beristighfar memohon ampun kepadaNya atas dosa ang telah dilakukan
5.      Tidak meneruskan perbuatan keji yang telah dilakukan
Oleh karena itu, sebelum terlambat dan sebelum ajal menjemput kita marilah kita tanamkan kepekaan dalam bathin dan kita tingkatkan rasa syukur kepada Allah secara terus menerus hingga kita selalu waspada dan hati-hati agar tidak mengikuti syahwat dan selalu terhindar dari perbuata syirik sejauh-jauhnya, juga menghindari maksiat dan dosa baik yang kecil maupun yang besar. Serta marilah kita berusaha sekuat tenaga mentaati dan melaksanakan perintah-perintah Allah SWT, semoga kita ditakdirkan menjadi hamba-hambaNya yang Husnul Khotimah … Amin


Kamis, 12 September 2013

Bahaya Zina


Melihat bahwa bahaya yang ditimbulkan oleh zina merupakan bahaya yang tergolong besar, disamping juga bertentangan dengan aturan universal yang diberlakukan untuk menjaga kejelasan nasab (keturunan), menjaga kesucian dan kehormatan diri, juga mewaspadai hal hal yang menimbulkan permusuhan serta perasaan benci diantara manusia, disebabkan pengrusakan terhadap kesucian istri, putri, saudara perempuan dan ibu mereka, yang ini semua jelas akan merusak tatanan kehidupan.
Melihat hal itu semua, pantaslah bahaya zina itu setingkat di bawah pembunuhan.
Al Imam Ahmad berkata, “Aku tidak mengetahui sebuah dosa – setelah dosa membunuh jiwa – yang lebih besar dari dosa zina.”
      Dan Allah menegaskan pengharaman zina dalam firman-Nya:
“Dan orang orang yang tidak menyembah Tuhan lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina. Barang siapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya), (yakni) akan dilipat gandakan adzab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam  keadaan  terhina  kecuali orang orang yang bertaubat ” (QS. Al Furqan, 68 –7 ).
Dalam ayat tersebut, Allah menggandengkan zina dengan syirik dan membunuh jiwa, dan hukumannya kekal dalam azab yang berat dan dilipat gandakan, selama pelakunya tidak menetralisir hal tersebut dengan cara bertaubat, beriman dan beramal shalih.
Allah berfirman:
“Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji (fahisyah) dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al Isra’: 32).
Di sini Allah menjelaskan tentang kejinya zina, karena kata “fahisyah” maknanya adalah perbuatan keji atau kotor yang sudah mencapai tingkat yang tinggi dan diakui kekejiannya oleh setiap orang yang berakal, bahkan oleh sebagian banyak binatang.
Sebagaimana disebutkan oleh Imam Bukhari dalam kitab shahihnya, dari Amru bin Maimun Al Audi, ia berkata, “Aku pernah melihat – pada masa jahiliyah – seekor kera jantan yang berzina dengan seekor kera betina, lalu datanglah kawanan kera mengerumuni mereka berdua dan melempari keduanya sampai mati.”
Kemudian Allah juga memberitahukan bahwa zina adalah seburuk-buruk jalan, karena merupakan jalan kebinasaan, kehancuran dan kehinaan di dunia, siksaan dan azab di akhirat.
Dan karena menikahi bekas istri-istri ayah termasuk perbuatan yang sangat jelak sekali, sehingga Allah secara khusus memberikan “cela” tambahan bagi orang yang melakukannya.
Allah berfirman (setelah secara tegas melarang kaum muslimin untuk menikahi bekas istri-istri ayah mereka):
“Sesungguhnya perbuatan itu amat keji dan dibenci Allah dan seburuk buruk jalan (yang ditempuh).” (QS. An Nisa’: 22).
Allah juga mensyaratkan keberuntungan seorang hamba pada kemampuannya dalam menjaga kesuciannya, tidak ada jalan menuju keberuntungan kecuali dengan menjaga kesucian.
Allah berfirman:
“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, dan orang-orang yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang menjaga kemaluannya kecuali terhadap istri-istri mereka, atau budak-budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barang siapa yang mencari yang dibalik itu, maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.” (QS. Al Mu’minun: 1 – 7 ).
Dalam ayat-ayat ini ada tiga hal yang diungkapkan:
Pertama: bahwa orang yang tidak menjaga kemaluannya, tidak termasuk orang yang beruntung.
Kedua: dia termasuk orang yang tercela.
Ketiga: dia termasuk orang yang melampaui batas.
Jadi, dia tidak akan mendapat keberuntungan, serta berhak mendapat predikat “melampaui batas”, dan jatuh pada tindakan yang membuatnya tercela. Padahal beratnya beban dalam menahan syahwat itu, lebih ringan ketimbang menanggung sebagian akibat yang disebutkan tadi.
Dan karena ujung pangkal perbuatan zina yang keji ini tumbuh dari pandangan mata, maka Allah I lebih mendahulukan perintah memalingkan pandangan mata sebelum perintah menjaga kemaluan, karena banyak musibah besar yang berasal dari pandangan; seperti kobaran api yang besar berasal dari bunga api. Mulanya hanya pandangan, kemudian khayalan, kemudian langkah nyata, kemudian tindak kejahatan besar (zina).
Oleh karena itu, ada yang mengatakan bahwa barang siapa yang bisa menjaga empat hal, maka berarti dia telah menyelamatkan agamanya: Al Lahazhat (pandangan mata), Al Khatharat (pikiran yang terlintas di hati), Al Lafazhat (ucapan), Al Khuthuwat (langkah nyata untuk sebuah perbuatan).
Dan seyogyanya, seorang hamba Allah menjadi penjaga empat pintu di atas dengan penuh siap siaga agar tidak kecolongan, sebab dari sana musuh menyusup, menyerang dan merasuk kedalam dirinya dan merusak segalanya.



Rabu, 11 September 2013

Tata Cara Thaharah dan Sholat Bagi Orang yang Sakit

THAHARAH ORANG yang SAKIT
1. Orang yang sakit wajib bersuci dengan air, yaitu wudhu untuk hadats kecil, dan mandi untuk hadats besar.
2. Apabila dia tidak dapat bersuci dengan air, karena sakit, atau khawatir sakitnya akan bertambah parah dan lama sembuhnya bila terkena air, maka dia boleh bertayammum.
3. Cara bertayammum adalah; menepuk tanah dengan kedua telapak tangan, lalu diusapkan keseluruh wajah, kemudian tangan yang satu mengusap tangan yang lain hingga pergelangan tangan.
4. Apabila orang yang sakit tidak bisa melakukan bersuci sendiri, maka dapat diwudhu'kan, dan ditayammumkan oleh orang lain.
5. Apabila dibeberapa bagian anggota yang mesti disucikan terdapat luka, maka cukup dibasuh dengan air, akan tetapi bila basuhannya itu membahayakan, maka cukup diusap dengan tangan yang basah, apabila usapan itu juga membahayakan maka cukup bertayammum.
6. Apabila pada bagian anggota badan ada yang patah, yang dibalut dengan kain pembalut atau digips, maka bagian tersebut cukup diusap dengan air (tidak perlu dibasuh), dan tidak perlu tayammum, karena usapan itu pengganti dari basuhan.
7. Boleh bertayammum pada tembok, atau apa saja yang suci, yang berdebu, apabila tembok yang diusap itu dari sesuatu yang tidak sejenis tanah (misalnya cat), maka tidak boleh dijadikan sebagai alat tayammum. Kecuali jika tembok tersebut berdebu.
8. Jika tidak memungkinkan tayammum di atas tanah, tembok atau apapun yang berdebu, maka boleh meletakkan tangan di tempat atau di sapu tangan untuk tayammum.
9. Apabila seseorang bertayammum untuk shalat tertentu, dan tidak batal (masih suci sampai waktu shalat yang lain) maka tidak perlu bertayammum lagi untuk shalat yang keduanya, karena dia masih suci dan tidak ada yang membatalkan tayamumnya.
10.Orang yang sakit diwajibkan untuk membersihkan badannya dari najis. Apabila tidak mampu (tidak mungkin), maka shalatlah apa adanya. Shalatnya tersebut sah dan tidak perlu mengulanginya.
11.Orang yang sakit diwajibkan shalat dengan pakaian yang suci. Apabila pakaiannya terkena najis, maka pakaian tersebut wajib dicuci atau diganti dengan pakaian yang suci. Namun apabila tidak mampu, maka shalatlah apa adanya, shalatnya tersebut sah dan tidak perlu mengulanginya.
12.Orang yang sakit diwajibkan shalat di atas tempat yang suci. Apabila tempatnya terkena najis, maka alas tempat shalat itu wajib dicuci atau diganti dengan tempat lain atau dialas dengan sesuatu yang suci, namun apabila itu semuanya tidak memungkinkan, maka ia shalat apa adanya (sesuai dengan kemampuan), shalatnya sah dan tidak harus mengulang.
13.Orang yang sakit tidak boleh mengakhirkan shalat dari waktunya hanya karena tidak mampu bersuci. Ia harus melakukan bersuci sesuai dengan kemampuannya, kemudian shalat pada waktunya walaupun pada badannya, tempatnya, atau pakainnya terdapat najis yang tidak mampu dihilangkan.

SHALAT ORANG yang SAKIT
1. Orang yang sakit wajib mengerjakan shalat fardhu dengan berdiri, meskipun dengan membungkuk atau bersandar pada dinding, atau tongkat.
2. Apabila orang yang sakit tidak mampu berdiri, maka shalatlah dengan duduk, dan diutamakan duduk bersila di tempat berdiri dan ruku’.
3. Apabila tidak mampu duduk, maka shalatlah dengan berbaring miring dan dengan menghadap kiblat, apabila tidak bisa menghadap kiblat, maka shalatlah dengan menghadap kemana saja, dan shalatnya dinyatakan sah dan tidak perlu diulang.
4. Apabila tidak mampu shalat dengan berbaring miring. Maka shalatlah dengan posisi terlentang dan kaki menghadap ke arah kiblat. Dan jika tidak mampu menghadapkan kaki ke arah kiblat, maka shalatlah sesuai dengan kemampuan, dan tidak harus mengulang shalatnya.
5. Orang yang sakit wajib melakukan ruku’ dan sujud dalam shalatnya. Apabila tidak mampu, maka ia memberikan isyarat dengan kepala, dan menjadikan sujud lebih menunduk dari pada ruku’. Apabila hanya mampu ruku' tanpa sujud, maka harus ruku’ dan menggunakan isyarat untuk sujud. Apabila hanya mampu sujud tanpa ruku’, maka ia harus sujud dan menggunakan isyarat untuk ruku’.
6. Apabila ia tidak mampu menggunakan isyarat dengan kepala dalam ruku' dan sujudnya, maka lakukanlah isyarat dengan mata, memejam sedikit untuk ruku’ dan lebih banyak untuk sujud. Adapun isyarat dengan jari sebagaimana yang dikerjakan selama ini oleh sebagian orang yang sakit, hal itu tidak benar, saya tidak menemukan dasarnya dari Al Qur’an, sunnah maupun pendapat ulama.
7. Apabila ia tidak mampu memberi isyarat dengan kepala atau mata, maka shalatnya dengan hati dan bagi seseorang yang dalam kondisi seperti ini yang terpenting adalah niatnya.
8. Orang yang sakit wajib melakukan shalat pada waktunya serta mengerjakan seluruh kewajiban yang mampu dilakukannya. Jika ada kesulitan dalam mengerjakan setiap shalat pada waktunya maka boleh ia menjamak antara Dzuhur dan Ashar, dan antara Maghrib dan Isya’, baik jamak taqdim (melakukan shalat Ashar pada waktu shalat Dzuhur, atau Isya’ pada waktu shalat Maghrib), maupun jamak ta'khir (melakukan shalat Dzuhur pada waktu shalat Ashar, atau Maghrib pada waktu shalat Isya’) sesuai dengan kemampuan yang ada, sedangkan shalat Subuh tidak boleh dijamak.
9. Dalam keadaan safar/perjalanan (untuk berobat ke negara lain), orang yang sakit boleh mengqashar shalat yang empat raka'at, yakni mengerjakan shalat Dzuhur, Ashar, dan Isya’ dua raka'at dua raka'at sampai kepulangannya, baik perjalanannya itu untuk waktu yang lama maupun singkat.


#Tuntunan Thaharah dan Shalat






Selasa, 11 Juni 2013

Rujak Soto (Makanan Khas Kota Gandrung)

Kuliner di Banyuwangi yang cukup kondang adalah Rujak Soto ...

Rujak Soto ???

Mungkin pertanyaan itulah yang sering dilontarkan bagi mereka yang belum pernah menncobanya ...

Atau ...

Pertanyaan lain yang muncul adalah makanan apa ini?
Soto? Atau Rujak?

Dua jenis masakan yang jelas berbeda dan nampak aneh jika digabungkan
Tapi, dijamin deh kalau sudah mencobanya pasti ketagihan ....
Karena perpaduan antara bumbu rujak dengan kuah soto yang  membuat kuliner satu ini terasa luar biasa shob, sampai-sampai membuat para penikmatnya pengen lagi dan lagi ...

Nih shob, beberapa komposisi yang disajikan pada kuliner Rujak Soto ..
Bumbu rujaknya : gula merah, kacang goreng, garam dan cabe rawit, dan sesuai "adat" rujak Jawa Timur, bumbu petis tentu jadi bahan utama rujak ini, semua diulek menjadi satu.
Kemudian lontong, timun, tahu, tempe, kangkung dan tauge disiapkan di dalam mangkok dan dituangkan bumbu rujak tadi diatasnya.
Selesai?
Tentu belum, kalau selesai sampai disini namanya hanya "rujak"
Campuran yang ada di dalam Mangkok tadi kemudian diberi (dituangkan) kuah soto diatasnya ...

Dengan kuah soto yang cukup light dengan potongan ceker dan kepala ayam atau biasanya juga babat yang cukup ramai sebagai pelengkapnya, Kerupuk  hadir sebagai penyempurna hidangan ini.

Rasanya?
Hmmm, ternyata paduannya ciamik, rasa rujak petis yang nendang di"halus"kan dengan kuah soto yang lembut.
Mak Nyuuuuuuussssssssssss ....

Dijamin Ketagihan !!!


#I Love Banyuwangi

Senin, 10 Juni 2013

Kesenian di Banyuwangi

Kabupaten Banyuwangi selain menjadi perlintasan dari Jawa ke Bali, juga merupakan daerah pertemuan berbagai jenis kebudayaan dari berbagai wilayah. Budaya masyarakat Banyuwangi diwarnai oleh budaya JawaBaliMaduraMelayu, Eropa, Tionghoa dan budaya lokal yang saling isi mengisi dan akhirnya menjadi tipikal yang tidak ditemui di wilayah manapun di Pulau Jawa. 

Kesenian tradisional khas Banyuwangi antara lain :

Tari Gandrung, atau biasa disebut saja dengan Gandrung Banyuwangi adalah salah satu tarian tradisional Indonesia yang berasal dari Banyuwangi. Oleh karena tarian ini pulalah, Banyuwangi juga di juluki sebagai Kota Gandrung, dan terdapat beberapa patung penari gandrung di setiap sudut kota.
Menurut asal muasalnya, tarian ini berkisah tentang terpesonanya masyarakan Blambangan kepada Dewi padi, Dewi Sri yang membawa kesejahteraan bagi rakyat. Tarian ini di bawakan sebagai ucapan syukur masyarakan pasca panen dan dibawakan dengan iringan instrumen tradisional khas Jawa dan Bali.


Tari Barong, Ada yang mengisahkan, barong bermula dari pertarungan dua bangsawan sakti dari Bali dan Blambangan. Mereka, Minak Bedewang dan Alit Sawung. Tanpa penyebab jelas, keduanya terlibat pertarungan hebat. Mereka bertarung tanpa henti hingga jangka waktu lama. Tak satu pun yang terluka. Masing-masing menggunakan wujud sakti yang mengerikan, seekor harimau besar dan burung garuda. Dua perwujudan ini bertarung dahsyat. Suaranya menggelegar persis halilintar. Meski saling serang, kedua kesatria itu tetap sama kuatnya. Hingga munculah suara aneh dari langit. Suara tanpa rupa itu mengingatkan agar menghentikan pertempuran. Keduanya diminta berdamai. Akhirnya, kedua wujud menyeramkan itu bersatu. Sejak itu, masyarakat Using memiliki wujud barong sebagai simbol kebersamaan. Diyakini, barong bisa mengusir pengaruh jahat,penyakit dan segala bahaya. Hingga kini, tarian Barong dan barong sangat disakralkan. Sebelum ditarikan, barong wajib diberi ritual khusus. Jika tidak, akan berbahaya bagi penari dan warga sekitar. Barong juga tidak sembarangan ditarikan. Ditarikan terutama untuk ider bumi atau selamatan desa. Nilai mistis barong tetap dijaga. Mereka yang berhak menari barong adalah orang pilihan alam. http://id.wikipedia.org/wiki/Barong_Kemiren


Satu lagi kesenian yang menjadi ikon Banyuwangi yaitu Janger. Siapapun yang melihat dramatari tradisional tersebut akan terhenyak. Khazanah Banyuwangi  ini merupakan salah satu kesenian hibrida, dimana unsur Jawa dan Bali diramu dalam sebuah kemasan seni pertunjukan dimana gamelan, kostum dan gerak tarinya mengusung warna  Bali namun lakon cerita dan bahasa pengantarnya  menggunakan bahasa Jawa Mataraman  sebagaimana yang digunakan ketoprak. Namun pada saat lawakan menggunakan bahasa Using.




Jaranan Buto, Keberadaan kesenian Jaranan Buto di daerah Banyuwangi, tidak terlepas dengan cerita rakyat yang melegenda yaitu Minak Jinggo. Minak Jinggo seorang raja kerajaan Blambangan, Raja Menak Jinggo berperawakan besar kekar bagaikan raksasa atau ”buto”.

Kebo-keboan, Meski zaman kian beralih, namun setiap tahun masyarakat Banyuwangi berupaya keras mempertahankan kemurnian dan kesakralan kebudayaan mereka. Konon, tradisi ini dimulai sejak abad-18, ketika itu masyarakat Desa Alasmalang dilanda musibah wabah penyakit berkepanjangan yang disebut brindeng atau pagebluk. Peyakit ini tidak ditemukan obatnya, bagi yang terkena pada pagi hari, maka sore harinya akan mati, jika malam kena, paginya akan mati, begitulah seterusnya.





Seblang adalah sebuat ritual tradisional khas suku Osing. Untuk lebih mudahnya biasa di sebut saja sebagai tarian Seblang, karena di beberapa aspek nya memperlihatkan tari-tarian untuk mengucap syukur dan tolak bala agar desa tetap aman dan tentram.
Ritual Seblang hanya akan dijumpai di dua desa di Banyuwangi yaitu desa Bakungan dan Olihsari, yang keduanya masuk dalam kecamatan Glagah.
Pelaksanaan tari Seblang berbeda antara desa Bakungan dan desa Olihsari. Untuk masyarakat di desa Olihsari diselenggarakan saat satu minggu setelah Idul Fitri, sedangkan di desa Bakungan diselenggarakan seminggu setelah Idul Adha.

Hadrah Kuntulan, Kesenian hadrah kuntulan pun tidak kalah dengan tarian gandrung yang sudah terkenal di masyarakat luas dan tarian hadrah kuntulan pun sudah mencapai Prestasi dan Hadrah Kuntulan telah mengharumkan Banyuwangi dan propinsi Jawa Timur. Tercatat dalam pentas kesenian nasional Hadrah Kuntulan pernah menjadi pemenang dalam lomba Festival Nasional di Masjid Istiqlal Jakarta.
Kesenian hadrah Kuntulan juga sudah menancapkan kukunya di tingkat Internasional. Beberapa kali kesenian ini tampil di luar negeri. Beberapa waktu yang lalu, Hadrah Kuntulan tampil di Jepang dengan membawakan tembang rodad syi’iran, rodad tontonan dan berkolaborasi dengan Barongan.

Dan masih banyak lagi yang lainnya ...
Diantaranya,

Jenis kesenian tadi merupakan sebagian dari kesenian khas Banyuwangi yang masih hidup dan berkembang di kalangan masyarakat setempat.

Rabu, 15 Mei 2013

Keindahan Alam Alas Purwo



Kawasan Alas Purwo, sebelum ditetapkan sebagai taman nasional, semula berstatus Suaka Margasatwa Banyuwangi Selatan berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda Nomor 6 stbl 456 tanggal 01 September 1939 dengan luas areal 62.000 ha. Kemudian, diubah menjadi Taman Nasional Alas Purwo.dengan luas 43.420 ha melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan pada tahun 1992
Taman Nasional Alas Purwo, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya mempunyai tiga fungsi pokok, yaitu
1. Perlindungan proses ekologis sistem penyangga kehidupan.
2. Pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya.
3. Pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya dalam bentuk penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, penunjang budidaya, dan pariwisata alam

     Taman Nasional Alas Purwo merupakan kawasan hutan yang mempunyai berbagai macam tipe ekosistem yang tergolong utuh di Pulau Jawa. Ekosistem yang dimiliki mulai dari pantai (hutan pantai) sampai hutan hujan  dataran rendah, hutan mangrove, hutan bambu, savana dan hutan tanaman

         Keanekaragaman jenis flora darat di kawasan Taman Nasional Alas Purwo termasuk tinggi. Diketahui lebih dari 700 jenis tumbuhan mulai dari tingkat tumbuhan bawah sampai tumbuhan tingkat pohon dari berbagai tipe/formasi vegetasi.  Tumbuhan khas dan endemik pada taman nasional ini yaitu sawo kecik (Manilkara kauki). Selain itu tumbuhan yang sering dijumpai yaitu ketapang (Terminalia catapa), nyamplung (Calophyllum inophyllum), kepuh (Sterculia foetida), keben (Barringtonia asiatica), dan 10 jenis bambu.
       

       Disamping kaya akan jenis-jenis flora, Taman Nasional Alas Purwo juga kaya akan jenis-jenis fauna daratan, baik kelas mamalia, aves dan herpetofauna (reptil dan amfibi). Ditemukan 50 jenis mamalia di Taman Nasional Alas Purwo. Beberapa jenis mamalia yang dijumpai di kawasan TNAP yaitu banteng (Bos javanicus), rusa (Cervus timorensis), ajag (Cuon alpinus), babi hutan (Sus scrofa), kijang (Muntiacus muntjak), macan tutul (Panthera pardus), lutung (Tracypithecus auratus), monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) jelarang (Ratufa bicolor), rase (Vivericula indica), linsang (Prionodon linsang), luwak (Paradoxurus hermaprhoditus), garangan (Herpestes javanicus) dan kucing hutan (Felis bengalensis).
Untuk aves ditemukan 302 jenis burung. Beberapa jenis burung yang mudah dilihat diantaranya Elang laut perut putih (Haliaeetus leucogaster), Elang ular bido (Spilornis cheela), ayam hutan hijau (Galus varius), ayam hutan merah (Gallus gallus),kuntul kecil (Egreta garzeta), mentok rimba (Cairina scutulata), rangkong badak (Buceros rhinoceros), merak hijau (Pavo muticus), dara laut jambul (Sterna bergii) dan cekakak jawa (Halcyon cyanoventris).

      Herpetofauna terdiri dari kelas amfibi dan reptil. Sampai saat ini tercatat ditemukan 63 jenis herpetofauna yang terdiri 15 jenis amfibi dan 48 jenis reptil. Diantara jenis yang ditemukan terdapat 6 jenis reptil yang dilindungi yaitu penyu lekang/ abu-abu (Lepidochelys olivacea), penyu hijau (Chelonia mydas), penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu belimbing (Dermochelys coriacea), biawak abu-abu (Varanus nebulosus) dan ular sanca bodo (Python molurus).

     Terdapat banyak lokasi obyek dan daya tarik wisata di dalam taman nasional, diantaranya beberapa pantai yang unik dan potensial seperti ombak yang cocok untuk olah raga surfing, pantai tempat peneluran penyu, pantai yang berpasir putih, terumbu karang serta laguna yang dipenuhi burung migran pada musim-musim tertentu.

      Plengkung yang berada di bagian selatan Taman Nasional Alas Purwo telah dikenal oleh para perselancar tingkat dunia dengan sebutan G-Land. Sebutan G-land dapat diartikan, karena letak olahraga selancar air tersebut berada di Teluk Grajagan yang menyerupai huruf G. Ataupun letak Plengkung berada tidak jauh dari hamparan hutan hujan tropis yang terlihat selalu hijau (green-land). Plengkung termasuk empat lokasi terbaik di dunia untuk kegiatan berselancar dan dapat disejajarkan dengan lokasi surfing di Hawai, Australia, dan Afrika Selatan.

      Masyarakat sekitar taman nasional sarat dan kental dengan warna budaya “Blambangan”. Mereka sangat percaya bahwa Taman Nasional Alas Purwo merupakan tempat pemberhentian terakhir rakyat Majapahit yang menghindar dari serbuan kerajaan Mataram, dan meyakini bahwa di hutan taman nasional masih tersimpan Keris Pusaka Sumelang Gandring.

     Oleh karena itu, tidaklah aneh apabila banyak orang-orang yang melakukan semedhi maupun mengadakan upacara religius di Goa Padepokan dan Goa Istana. Di sekitar pintu masuk taman nasional (Rowobendo) terdapat peninggalan sejarah berupa “Pura Agung” yang menjadi tempat upacara umat Hindu yaitu Pagerwesi. Upacara tersebut diadakan setiap jangka waktu 210 hari.


     Alas purwo merupakan salah satu tempat wisata favorit di Banyuwangi shobat!!!

   Keindahan alam dan berbagai macam Fauna yang ada masih terpelihara, sehingga membuat Taman Nasional Alas Purwo semakin mempesona ...

     Nyesel deh kalau gak berwisata ke sana!!!

    Buat shobat yang berada jauh dari Kabupaten Banyuwangi, gak usah khawatir shob ,,
    Banyak pilihan transportasi untuk menuju ke Banyuwangi!!
    
     Apalagi sekarang sudah ada bandara di Banyuwangi, jadi buat shobat semua yang mau berlibur/berwisata ke Banyuwangi tidak perlu menghabiskan waktu perjalanan yang lama (memang agak mahal bila dibandingkan dengan Transportasi Kereta Api atau Bus). Tapi, dijamin tidak bakalan nyesel deh kalau berwisata di Kota Gandrung. Ketagihan iya malah ...

     Karena perjalanan shobat akan terbayarkan dengan keindahan alam yang ada begitu sampai di lokasi ...

   Dan tidak hanya itu shob, kalau shobat berwisata di Banyuwangi masih banyak pilihan tempat-tempat yang sangat eksotik dan mempesona tentunya ...

    Dijamin shobat pengen datang lagi ke Banyuwangi!!!

   I LOVE BANYUWANGI