Las Berdasarkan
Panas dan Kombinasi Busur Nyala Listrik dan Gas Kekal (Inert)
2.GTAW (Gas
Tungsten Arc Welding) atau lazim disebut Tungsten Inert Gas (TIG) Welding: yaitu
pengelasan dengan memakai busur nyala yang dihasilkan oleh elektroda tetap atau
tidak terumpan terbuat dari tungsten dengan gas inti sebagai pelindung oksidasi.
Lihat Gambar 2.9. Tungsten tidak mencair oleh panasnya busur nyala listrik
sehingga tidak terumpan ke dalam lasan. Sedang sebagai bahan penambah digunakan
bahan yang sama atau sejenis dengan bahan yang dilas dan terpisah dari
pistol/moncong las (welding gun).
Gas inti disemburkan ke daerah lasan melalui welding gun sehingga
lasan terbebas dan oksidasi. Jenis gas yang sering dipakai adalah gas Argon.
Jenis las ini baik untuk penyambungan bahan metal dan bahan campuran yang
tipis. Tetapi karena masukan panas (heat input) yang menentukan
daya cair metal relatif kecil,
maka jenis pengelasan ini tidak dapat dipakai untuk pelat-pelat yang tebal. Jenis
las ini sangat baik untuk pengelasan pertama atau root bead. Hanya jika
operasinya salah, di dalam bahan akan kemasukan tungsten (heavy metal).
3.PAW (Plasma Arc Welding) = Las Listrik dengan Plasma adalah sejenis GTAW karena pada dasarnya las
ini merupakan penyempurnaan dari las TIG, hanya bahan pelindungnya yang
berbeda, yakni campuran antara Argon, Nitrogen (zat lemas) dan Hidrogen (zat
air) yang lazim disebut plasma. Plasma adalah gas dengan derajat pengantar arus dan kapasitas
termis yang tinggi, sehingga dapat menampung temperatur pengelasan jauh di
atas 50000C. Plasma pada hakekatnya terdiri dari
molekul-molekul, elektron-elektron, dan berbagai ion sebagai hasil pemecahan
atom atau molekul. Elektron yang sangat gesit itu dipercepat dengan kenaikan
tegangan di dalam berkas nyala plasma, sehingga memberikan sebagian tenaganya
sewaktu terjadi tumburan dengan atom-atom gas, sehingga temperatur gas dapat
naik hingga mencapai antara 10.000 sampai 20.0000C.
Jenis las ini biasanya dipakai untuk pengisian kampuh-kampuh yang besar untuk
menyambung benda kerja yang tebal. Jika diperlukan kecepatan dan bukan
kwalitas, maka las plasma lebih ekonomis untuk pelat karbon/mild steel dengan
ketebalan 2 inci ke bawah. Plasma untuk gas pelindung ternyata juga sangat baik
untuk pemotongan pelat stainless steel, karena hasil pemotonganya terhindar
dari pengaruh oksidasi sehingga disamping tampak bagus dan halus juga tidak
mengalami perubahan struktur material yang berarti. (Sriwidharto, 1987:16).
Las Plasma juga menggunakan elektroda tidak
terumpan dari tungsten. Hanya saja, busur nyala listrik tidak muncul diantara
elektroda dengan benda kerja tetapi muncul diantara ujung elektroda dengan gas
inti (plasma) yang mengalir di sekitarnya. Las plasma lebih baik dari las
tungsten karena busur nyala listrik yang muncul lebih stabil dengan diameter
lebih kecil sehingga panasnya lebih terpusat dan proses pengelasan menjadi
lebih cepat.
4.EGW (Electro Gas Welding) adalah jenis las MIG yang otomatis dan
hanya dipakai untuk posisi pengelasan vertikal saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar