Jumat, 01 Maret 2013


Las Berdasarkan Panas Tenaga Listrik
1. SMAW (Shielded Metal Arc Welding) = las busur nyala 1istrik terlindung adalah pengelasan dengan menpergunakan busur nyala listrik sebagai sumber panas pencair logam. Jenis las ini yang paling banyak dipakai dimana-mana untuk hampir semua pengelasan. Untuk keselamatan kerja, maka tegangan yang dipakai hanya 17 - 45 volt saja, sedang untuk pencairan logam digunakan arus listrik hingga 500 amper. Secara umum berkisar antara 80-200 amper. Untuk mencegah oksidasi (reaksi dengan zat asam C02) bahan pengisi las (elektroda) dilindungi dengari lapisan zat pelindung (fluks atau slag). Selama proses pengelasan bahan fluks yang digunakan untuk membungkus elektroda mencair dan membentuk terak yang kemudian menutupi logam cair yang terkumpul ditempat sambungan dan bekerja sebagal penghalang oksidai. Oksidasi dicegah karena oksidasi metal merupakan senyawa yang tidak mempunyai kekuatan mekanis.
2. SAW (Submerged Arc Welding) = Las Busur Terbenam adalah pengelasan dengan busur nyala listnik. Untuk mencegah oksidasi cairan metal dan metal tambahan/logam pengisi, dipergunakan fluks/slag dalam bentuk butir-butir kecil seperti pasir, sehingga busur nyala listnik terbenam dalam urugan butir-butir tersebut. Karena panas busur nyala, butir-butir fluks mencair dan mengapung di atas cairan   metal  guna   menghindari   oksidasi.  Jenis las ini  menggunakan   elektroda-elektroda gulungan dan proses pengelasannya dapat dilaksa­nakan secara otomatis atan seini otomatis dan digunakan untuk jalur las yang besar dan panjang. Kelemahan dan las ini adalah bahwa pengelasan hanya dapat dilakukan pada posisi datar/dibawah tangan. Untuk posisi lain fluks akan jatuh berhamburan sebelum berfungsi.
3.  ESW (Elektroslag Welding) = Pengelasan Busur Terhenti. Pengelasan ini sejenis dengan SAW. Perbedaannya adalah begitu busur nyala mencairkan fluks, busur terhenti dan proses pencairan fluks berjalan terus dan menjadi bahan penghantar arus listrik (konduktif), sehingga elektroda terhubungkan dengan benda yang dilas melalui konduktor tersebut.  Panas  yang dihasilkan dari tahanan arus listrik  melalui cairan fluks/slag ini cukup tinggi sehingga dapat mencairkan bahan tambah dan logam dasar yang dilas. Temperatur di dalam kolam/kubangan las mencapal 3.5000F atau 1.925ÂșC. Cairan slag mengapung di atas cairan metal dan pelan-pelan mendingin dan memadat. Pada pengelasan ini volume slag dan cairan las sangat besar, sehingga jenis pengelasan ini hanya dipakai untuk pengelasan datar (flat) saja. Bahan-bahan yang akan dilas diberi jarak/gap antara 1 hingga 1,5 in. Pada awal dan akhir pengelasan dipasang suatu penampung untuk memberikan waktu yang cukup bagi fluks untuk mencair cukup banyak dan menciptakan suatu cairan slag yang konduktif.
4. Stud Welding = Las Baut Pandasi. Pada las ini elektroda berfungsi sebagai bahan yang akan dipasang/disambungkan pada bagian lain. Misalnya dalam bentuk baut yang akan disambungkan/dipasang pada badan kapal. Baut/stud terpa­sang pada benda utama melalui tiga tahap: setting posisi, pencairan ujung stud dan benda utama oleh busur nyala dan penekanan stud pada benda utama sesaat setelah busur nyala dimatikan. Pengelasan dilaksanakan dengan rnempergunakan tang las  khusus.Sebelum dilas sernua bahan harus bersih dari karat, cat, minyak/gemuk dan lain-lain. Sewaktu pengelasan tang las (Welding Gun) harus dijaga pada posisi tetap hingga jalur las mendingin. Ujung stud harus benar-­benar melekat pada dasar stud. Dasar stud harus dipanaskan terlebih dahulu sebelum fillet weld (las sudut) dilaksana kan.
5.  ERW (Electric Resistance Weld) = Las Tahanan Listrik.
     Dengan tahanan yang besar, panas yang dihasilkan oleh aliran listrik menjadi sedemikian tingginya sehingga dengan cepat dapat mencairkan logam yang akan dilas. Las tahanan ini prosesnya jauh lebih cepat dan hasilnyapun jauh lebih baik karena permukaan sambungan tetap rata jika dibandingkan dengan sambungan keling sehingga las tahanan ini menggeser pemakaian paku keling untuk penyambungan pelat-pelat yang tipis. Pada awalnya las tahanan ini hanya menggunakan elektroda diam yang menghasilkan lasan berbentuk titik. Tetapi dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, maka diciptakanlah las tahanan dengan elektroda menggelinding dan menghasilkan lasan garis (seam).
Untuk memenuhi kebutuhan dikembangkan berbagai bentuk las tahanan listrik yang meliputi antara lajan: las titik, las interval, las seam (garis) dan proyeksi. Empat macam las tersebut dalam prosesnya menerapkan panas (tahanan listrik) dan tekanan. Elektroda berfungsi sebagai penyalur arus dan penekanan benda kerja berbentuk plat. Untuk benda berbentuk batangan dipakai las upset, flash dan las percusion. Las upset merupakan las tahanan yang pertama, benda kerja ditekan satu sama lain sejak sebelum sampai sesudah arus dialirkan. Pada las flash, benda keria didekatkan sesaat sesudah arus dialirkan sehingga timbul busur nyala sesaat (flash) dan diteruskan dengan penekanan samapai selesai. Pada las percusion digunakan condensator listrik. Tekanan diterapkan sesaat sesudah arus listrik dihentikan (Alip, 1989:7).

6. EBW (Electron Beam Welding/Electron Bombardment Welding = Las Pemboman Elektron. EBW adalah suatu pengelasan yang pencairannya disebabkan oleh panas yang dihasilkan dari suatu berkas loncatan elektron yang dikonsentrasikan ataudimampatkan dan diarahkan/ditembakkan ke benda yang dilas. Pengelasan dilaksanakan di dalam ruang hampa, sehingga menghapus kemungkinan oksidasi atau kontaniinasi dengan zat kiinia lainnya. Panas yang terjadi lebih besar dari busur listrik. Proses pengelasan berlangsung lebih cepat sehingga sangat cocok untuk produksi masal. Daerah panas menjadi lebih sempit sehingga sangat cocok untuk bahan yang sensitif terhadap perubahan panas. Kwalitas lasan sangat baik dan akurasi sangat tinggi, hanya saja peralatannya sangat mahal. Oleh karena itu tidak banyak dijumpai di industri biasa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar