Dikatakan las busur nyala
listrik karena metode las ini menggunakan suhu busur nyala listrik yang tinggi sebagai
sumber panas. Untuk pengelasan dapat digunakan baik arus searah maupun arus
bolak-balik. Kutup sumber yang satu dihubungkan dengan benda kerja, kutup yang
lain dengan elektrode. Dalam pembahasan las busur ini
dibatasi dengan las busur dengan elektrode terbungkus, karena cara pengelasan
ini banyak digunakanan.
Prinsip pengelasan busur nyala
listrik adalah sebagai berikut: “Jika dua metal yang konduktif dialiri arus
listrik yang cukup padat (dense) dengan
tegangan yang relatif rendah akan menghasilkan loncatan elektron yang menimbulkan
panas amat tinggi, yang dapat mencapai di atas 9.000ºF (5.000ºC) sehingga dengan mudah/cepat dapat mencairkan kedua
metal tersebut , maka kejala alam ini dimanfaatkan untuk keperluan penyambungan
dna metal yang lazim disebut las. Arus listrik yang dipakai berkisar antara 10
sampai 500 Ampere. Selanjutnya demi keselamatan pengelas, maka tegangan yang
dipakai antara 17 sampai 45 volt. Arus listrik yang digunakan dapat arus
listrik searah (Direct Current/DC) atan
arus listrik tak searah (Alternating Current/AC) tergantung
pada keperluannya.
Pengelasan dengan busur nyala listrik terlindung
yang dimaksud ada1ah pengelasan yang menggunakan batang elektroda terbungkus.
Pengelasan dengan menggunakan elektroda terbungkus ini merupakan cara
pengelasan yang paling banyak digunakan dewasa ini. Dalam pengelasan ini
digunakan elektroda logam yang dibungkus/dilapisi o1eh fluks.
Dari Gambar tersebut dapat dilihat dengan jelas, bahwa busur listrik timbul
diantara logam induk dan ujung elektroda. Karena busur yang ditimbulkan ini
mempunyai suhu yang sangat tiuggi, maka logam induk dan ujung elektroda mencair
dan kemudian rnembeku bersama.
Pada jenis las ini selain elektroda berfungsi
untuk menimbulkan busur nyala listrik, juga berfungsi sebagai bahan pengisi,
sehingga jenis las ini termasuk dalam kelompok las elektroda terumpan
Proses pemindahan logam terjadi pada saat ujung
elektroda mencair dan membentuk butir-butir yang terbawa oleh arus busur
listrik yang terjadi. Bila digunakan arus listrik yang besar maka butiran logam
cair yang terbawa menjadi halus sebaliknya bila arusnya kecil maka butirannya
menjadi besar.
Pola pemindahan logam cair seperti diterangkan
diatas sangat mempengaruhi sifat mampu las dari logam. Secara umum dapat
dikatakan bahwa bahan mempunyai sifat mampu las yang tinggi bila pemindahan
terjadi dengan butiran yang halus. Sedangkan pemindahan cairan ini dipengaruhi
oleh besar kecilnya arus dan komposisi bahan fluks yang digunakan. Selama
proses pengelasan lapisan fluks yang membungkus elektroda ini mencair, karena
berat jenisnya yang lebih ringan jika dibanding dengan bahan metal yang dicairkan,
maka cairan fluks ini mengapung di atas cairan logam membentuk terak dan
bekerja sebagai pelindung terhadap pengaruh oksidasi. Setelah cairan logam
tersebut membeku maka cairan terak ini juga ikut membeku dan menutup di atas
sambungan. Setelab dingin cairan terak ini sangat mudah kita bersihkan dengan
menggunakan palu terak. Dalam beberapa fluks bahannya tidak dapat terbakar,
tetapi berubah menjadi gas yang juga berfungsi sebagai pelindung logam cair
terhadap pengaruh oksidasi.
Di dalam pengelasan jenis ini, hal yang penting
adalah bahan elektroda, pembungkus elektrods (fluks) dan jenis arus listrik
yang digunakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar