Selasa, 05 Maret 2013

Pengelasan dengan Busur Listrik Nyala Terlindung (Shielded Metal Arc Welding-SMAW)


Dikatakan las busur nyala listrik karena metode las ini menggunakan suhu busur nyala listrik yang tinggi sebagai sumber panas. Untuk pengelasan dapat digunakan baik arus searah maupun arus bolak-balik. Kutup sumber yang satu dihubungkan dengan benda kerja, kutup yang lain dengan elektrode. Dalam pembahasan las busur ini dibatasi dengan las busur dengan elektrode terbungkus, karena cara pengelasan ini banyak digunakanan.

Prinsip  pengelasan busur nyala listrik adalah sebagai berikut: “Jika dua metal yang konduktif dialiri arus listrik yang cukup padat (dense) dengan tegangan yang relatif rendah akan menghasilkan loncatan elektron yang menimbulkan panas amat tinggi, yang dapat mencapai di atas 9.000ºF (5.000ºC)  sehingga dengan mudah/cepat dapat mencairkan kedua metal tersebut , maka  kejala alam ini dimanfaatkan untuk keperluan penyambungan dna metal yang lazim disebut las. Arus listrik yang dipakai berkisar antara 10 sampai 500 Ampere. Selanjutnya demi keselamatan pengelas, maka tegangan yang dipakai antara 17 sampai 45 volt. Arus listrik yang digunakan dapat arus listrik searah (Direct Current/DC) atan arus listrik tak searah (Alternating Current/AC) tergantung pada keperluannya.

Pengelasan dengan busur nyala listrik terlindung yang dimaksud ada1ah pengelasan yang menggunakan batang elektroda terbungkus. Pengelasan dengan menggunakan elektroda terbungkus ini merupakan cara pengelasan yang paling banyak digunakan dewasa ini. Dalam pengelasan ini digunakan elektroda logam yang dibungkus/dilapisi o1eh fluks. Dari Gambar tersebut dapat dilihat dengan jelas, bahwa busur listrik timbul diantara logam induk dan ujung elektroda. Karena busur yang ditimbulkan ini mempunyai suhu yang sangat tiuggi, maka logam induk dan ujung elektroda mencair dan kemudian rnembeku bersama.

Pada jenis las ini selain elektroda berfungsi untuk menimbulkan busur nyala listrik, juga berfungsi sebagai bahan pengisi, sehingga jenis las ini termasuk dalam kelompok las elektroda terumpan
Proses pemindahan logam terjadi pada saat ujung elektroda mencair dan membentuk butir-butir yang terbawa oleh arus busur listrik yang terjadi. Bila digunakan arus listrik yang besar maka butiran logam cair yang terbawa menjadi halus sebaliknya bila arusnya kecil maka butirannya menjadi besar.

Pola pemindahan logam cair seperti diterangkan diatas sangat mempengaruhi sifat mampu las dari logam. Secara umum dapat dikatakan bahwa bahan mempunyai sifat mampu las yang tinggi bila pemindahan terjadi dengan butiran yang halus. Sedangkan pemindahan cairan ini dipengaruhi oleh besar kecilnya arus dan komposisi bahan fluks yang digunakan. Selama proses pengelasan lapisan fluks yang membungkus elektroda ini mencair, karena berat jenisnya yang lebih ringan jika dibanding dengan bahan metal yang dicairkan, maka cairan fluks ini mengapung di atas cairan logam membentuk terak dan bekerja sebagai pelindung terhadap pengaruh oksidasi. Setelah cairan logam tersebut membeku maka cairan terak ini juga ikut membeku dan menu­tup di atas sambungan. Setelab dingin cairan terak ini sangat mudah kita bersihkan dengan menggunakan palu terak. Dalam beberapa fluks bahannya tidak dapat terbakar, tetapi berubah menjadi gas yang juga berfungsi sebagai pelindung logam cair terhadap pengaruh oksidasi.

Di dalam pengelasan jenis ini, hal yang penting adalah bahan elektroda, pembungkus elektrods (fluks) dan jenis arus listrik yang digunakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar