Selasa, 08 Januari 2013

Posisi umat Islam di Tengah Globalisasi Budaya


Kata globalisasi berasal dari kata global, yang artinya universal. Globalisasi banyak yang menafsirkan berbagai sudut  pandang. Sebagian orang menafsirkan globalisasi sebagai proses pengecilan dunia atau menjadikan dunia seperti perkampungan kecil. Sebagian lainnya menyebutkan bahwa globalisasi adalah upaya penyatuan masyarakat dunia dari sisi lain gaya hidup, orientasi, dan budaya. "Barker (2004) menyatakan bahwa globalisasi merupakan koneksi global ekonomi, social, budaya dan politik yang semakin mengarah ke berbagai penjuru dunia dan merasuk ke dalam kesadaran kita". "Robenson mangatakan bahwa mengacu pada penyempitan dunia secara intensif dan peningkatan kesadaran manusia akan dunia,yaitu semakin meningkatnya koneksi global dan pemahaman masyarakat akan koneksi tersebut".
Globalisasi dapat diartikan sebagai proses yang menghasilkan dunia tunggal. Artinya, masyarakat dunia saling tergantung pada semua aspek kehidupan baik kehidupan secara budaya, ekonomi,maupun politik, sehingga cakupan saling ketergantungan benar-benar global. Proses perkembangan globalisasi yang awalnya ditandai kemajuan bidang teknologi dan informasi mempengaruhi sector-sektor lain seperti bidang politik, bidang ekonomi, social, budaya, agama, dan lain-lain. Contoh sederhana dengan teknologi internet, parabola, dan televise, orang di belahan bumi manapun akan dapat mengakses berita dari belahan dunia yang lain secara cepat. Hal ini akan terjadi interaksi antar masyarakat dunia secara luas, yang akhirnya akan saling mempengaruhi satu sama lalin,terutama pada kebudayaan lokal dan berpengaruh pada pemuda dalam kehidupan sehari-hari, seperti budaya berpakaian, gaya rambut, bergaul dan sebagainya
               Era postmodern telah memilah dunia dalam dua kutub yang tak seimbang. Sekelompok negara-negara maju (kelompok G-8) yang berhak mendiktekan kebijakan global dalam seluruh lini kehidupan, politik, ekonomi, social, budaya, dan pertahanan  keamanan. Kemajuan di Barat yang dibarengi dengan kebijakan globalnya menyisakan penderitaan kolonialisme-imperialisme(penjajahan) di Dunia Timur & Selatan. Kemajuan Iptek di Barat, yang didominasi oleh pandangan dunia dan paradigma sains (iptek) yang positivistic-empirik sebagai anak kandung filsafat-ideologi materialisme-sekuler, pada akhirnya juga melahirkan penderitaan dan ketidakbahagiaan psikologis/ruhaniah pada masyarakat, baik di Barat maupun di Timur. Krisis multidimensional terjadi di jaman post modern dan akibat perkembangan iptek yang terlepas dari kendala nilai-nilai moral Ketuhanan dan agama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar