Kata globalisasi berasal
dari kata global, yang artinya universal.
Globalisasi banyak yang menafsirkan berbagai sudut pandang. Sebagian orang menafsirkan
globalisasi sebagai proses pengecilan dunia atau menjadikan dunia seperti
perkampungan kecil. Sebagian lainnya menyebutkan bahwa globalisasi adalah upaya
penyatuan masyarakat dunia dari sisi lain gaya
hidup, orientasi, dan budaya. "Barker (2004) menyatakan bahwa globalisasi
merupakan koneksi global ekonomi, social, budaya dan politik yang semakin
mengarah ke berbagai penjuru dunia dan merasuk ke dalam kesadaran kita". "Robenson
mangatakan bahwa mengacu pada penyempitan dunia secara intensif dan peningkatan
kesadaran manusia akan dunia,yaitu semakin meningkatnya koneksi global dan
pemahaman masyarakat akan koneksi tersebut".
Globalisasi dapat diartikan
sebagai proses yang menghasilkan dunia tunggal. Artinya, masyarakat dunia
saling tergantung pada semua aspek kehidupan baik kehidupan secara budaya, ekonomi,maupun
politik, sehingga cakupan saling ketergantungan benar-benar global. Proses
perkembangan globalisasi yang awalnya ditandai kemajuan bidang teknologi dan
informasi mempengaruhi sector-sektor lain seperti bidang politik, bidang
ekonomi, social, budaya, agama, dan lain-lain. Contoh sederhana dengan
teknologi internet, parabola, dan televise, orang di belahan bumi manapun akan
dapat mengakses berita dari belahan dunia yang lain secara cepat. Hal ini akan
terjadi interaksi antar masyarakat dunia secara luas, yang akhirnya akan saling
mempengaruhi satu sama lalin,terutama pada kebudayaan lokal dan berpengaruh
pada pemuda dalam kehidupan sehari-hari, seperti budaya berpakaian, gaya rambut, bergaul dan
sebagainya
Era postmodern telah memilah dunia dalam dua
kutub yang tak seimbang. Sekelompok negara-negara maju (kelompok G-8) yang
berhak mendiktekan kebijakan global dalam seluruh lini kehidupan, politik, ekonomi,
social, budaya, dan pertahanan keamanan.
Kemajuan di Barat yang dibarengi dengan kebijakan globalnya menyisakan
penderitaan kolonialisme-imperialisme(penjajahan) di Dunia Timur & Selatan.
Kemajuan Iptek di Barat, yang didominasi oleh pandangan dunia dan paradigma
sains (iptek) yang positivistic-empirik sebagai anak kandung filsafat-ideologi
materialisme-sekuler, pada akhirnya juga melahirkan penderitaan dan
ketidakbahagiaan psikologis/ruhaniah pada masyarakat, baik di Barat maupun di
Timur. Krisis multidimensional terjadi di jaman post modern dan akibat
perkembangan iptek yang terlepas dari kendala nilai-nilai moral Ketuhanan dan
agama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar